Bulan Ramadhan di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, bukan hanya tentang ibadah dan refleksi spiritual. budaya dan kuliner yang menyehatkan.
Di tengah keragaman keyakinan, meskipun mayoritas penduduknya beragama Kristen, semangat toleransi dan kebersamaan tetap mewarnai setiap sudut kehidupan
Hidangan lokal yang kaya gizi dan menjadi solusi alami untuk mencegah berbagai permasalahan kesehatan, termasuk kurang gizi hingga stunting.
Kabupaten Ende dengan luas wilayah 2.091 hasil alam melimpah, alami  hasil laut, turut menyumbangkan protein dan nutrisi penting lainnya.
nilai gizi tinggi yang sangat bermanfaat untuk mendukung kesehatan, terutama saat sahur dan berbuka puasa.
Mungkin belum banyak yang tahu bahwa salah satu primadona kuliner lokal di Ende adalah olahan ubi nuabosi, yang dikenal dengan sebutan uwi ai ndota oleh masyarakat Suku Lio. Ubi ini memiliki daging berwarna putih kekuningan lembut yang kaya akan beta-karoten dan vitamin A. Nutrisi tersebut berperan penting dalam menjaga kesehatan mata dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Begitu pula, pisang lela. Pisang komoditas unggulan Ende dengan nama popular pisang kelimutu—mengandung potassium, vitamin B6, dan serat yang mendukung kesehatan jantung serta pencernaan.
nasi kacang hitam atau beras merah yang harum dan kaya protein nabati serta zat besi, menjadi menu andalan yang mampu memberikan energi tahan lama dan mendukung proses regenerasi sel.
Kombinasi bahan-bahan ini menciptakan harmoni gizi yang ideal untuk mendampingi aktivitas sehari-hari, terutama selama bulan Ramadhan.
makanan tradisional seperti uwi ai ndota, nasi kacang hitam, dan olahan ikan lokal dapat menjadi solusi dalam mengatasi permasalahan gizi, khususnya untuk anak-anak. Bahan pangan yang tumbuh subur di Ende memberikan nutrisi alami yang mendukung kesehatan fisik sekaligus perkembangan optimal.