Elon Musk dan Donald Trump memiliki hubungan yang fluktuatif. Di masa lalu, Musk pernah menjadi bagian dari dewan penasihat Trump sebelum mengundurkan diri pada 2017. Namun, belakangan ini, keduanya terlihat akrab, terutama menjelang Pemilu 2024.
Tapi, kabar mengejutkan datang pada April 2025. Musk dikabarkan mengambil langkah “mundur teratur” dari lingkaran dalam Gedung Putih. Apa yang sebenarnya terjadi?
Apa Penyebab Elon Musk “Mundur Teratur”?
1. Perbedaan Pandangan Kebijakan
Sumber dalam pemerintahan menyebutkan bahwa Musk dan Trump berselisih paham terkait beberapa kebijakan, terutama di bidang:
- Regulasi AI & Teknologi: Musk ingin pembatasan ketat, sementara Trump lebih longgar.
- Kebijakan Energi: Trump mendukung bahan bakar fosil, sedangkan Musk fokus pada energi terbarukan.
- Kebijakan Luar Negeri: Musk lebih condong ke pendekatan globalis, berbeda dengan Trump yang nasionalis.
2. Ketegangan Pribadi
Beberapa laporan menyebutkan bahwa gaya komunikasi Trump yang blak-blakan tidak cocok dengan Musk yang lebih kalkulatif. Pertemuan terakhir mereka di Oval Office dikabarkan berlangsung panas.
3. Bisnis vs Politik
Sebagai CEO Tesla, SpaceX, dan X (Twitter), Musk memiliki kepentingan bisnis global. Terlalu dekat dengan politik Trump bisa membawa risiko bagi perusahaannya, terutama di pasar internasional.
Reaksi Publik dan Pasar
- Saham Tesla & SpaceX: Sempat turun 2% setelah kabar ini beredar.
- Media Sosial: Tagar #MuskVsTrump trending di X (Twitter).
- Dukungan & Kritik: Sebagian pendukung Trump menyebut Musk “tidak setia”, sementara yang lain memuji langkahnya.
Apa Dampaknya ke Depan?
- Pengaruh Musk di Politik AS: Jika benar mundur, perannya dalam kebijakan teknologi bisa berkurang.
- Hubungan dengan Partai Republik: Musk mungkin akan lebih berhati-hati dalam mendukung kandidat tertentu.
- Masa Depan Perusahaan Musk: Kebijakan pemerintah AS bisa memengaruhi operasional SpaceX, Tesla, dan Neuralink.
Akhir dari Persekutuan Singkat?
Elon Musk dikenal sebagai figur yang sulit diprediksi. Mundurnya dari lingkaran Trump bisa menjadi strategi bisnis atau memang karena konflik nyata. Yang pasti, dunia politik dan teknologi akan terus mengawasi langkahnya selanjutnya.